Hubungan Bilateral Indonesia by da yay KERJASAMA BILATERAL INDONESIA – INDIA
I. Abstrak
Semenjak dahulu kala manusia telah mengenal kerjasama antar bangsa baik itu dibidang perdaganggan, militer, sosial budaya dan banyak lagi. Salah satu kerjasama perdagangan yang paling klasik yaitu kerjasama dangang antara orang Asia, Jazira Arab dan Persia begitu juga sebaliknya, perdagangan antar bangsa tersebut dikenal dengan sebutan Jalur Sutra tentu kita semua masih ingat atau pernah mendengar. Di Indonesia kerjasama antar bangsa/negara terjadi semenjak ilmu pelayaran dan navigasi laut berkembang pesat dan dimulailah awal masuknya bangsa cina, arab, gujarat dan eropa untuk kerjasama dagang, pada saat ini kerjasama Indonesia tidak hanya sebatas kerjasama dagang saat ini kerjasama Indonesia dengan negara lain cukup beragam baik kerjasama secara bilateral hingga multilaberal. Kerjasama perdagangan pada zaman dahulu tidak serumit saat ini yang pada saat itu perdagangan dan kerjasama antar bangsa tidak dilandasi undang undang serta kebijakan diplomatik yang berbeda setiap negara, berdasarkan hal itu tentu dari zaman dulu hingga saat ini inti kerjasama antar bangsa mempunyai tujuan yang sama yaitu saling membutuhkan dan ketergantungan. Di dalam diktat ekonomi internasional UNIAT yang ditulis oleh ( Hilderiah, 2010:4 ) disebutkan juga kerjasama antar negara dilandasi oleh “ketergantungan antar negara-negara di dunia baik dari segi perdaganggan internasional maupun pasar kredit internasional”.
II. Pendahuluan
Upaya pemeliharaan serta peningkatan hubungan baik dan kerjasama bangsa dan negara antara Republik Indonesia dengan Republik India mencatat suatu milestone baru dengan kunjungan kenegaraan Presiden RI ke India antara 21-24 November 2005. Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut juga dapat dilihat sebagai salah satu upaya menambah makna hubungan kedua negara di dalam meningkatkan kerjasama yang telah berlangsung selama beberapa dasawarsa, serta penguatan kesamaan pandangan atas berbagai situasi internasional terkini. Dapat pula dikatakan bahwa kunjungan di atas merupakan refleksi atas upaya jump start yang dilakukan oleh kedua negara di dalam meningkatkan hubungan kerjasama mereka sejak era Presiden Gus Dur dan para penggantinya. RI-India seyogyanya dapat mengembangkan wilayah-wilayah kerjasama istimewa, mengingat kedua negara berada dalam satu benua, memiliki jarak geografis yang cukup dekat dan latar belakang kesejarahan yang amat erat. Persoalannya sekarang adalah: dengan berbagai potensi kedekatan yang tersedia bagi kedua negara besar ini, bidang kerjasama apa sajakah yang sejauh ini telah dipelihara dan dikembangkan? Sampai seberapa jauh hubungan bersahabat antara Indonesia dengan India dapat terus dikembangkan di segala bidang kerjasama? Apa sajakah peluang dan kendala yang terhampar di antara kedua negara tersebut di dalam upaya memaksimalkan hubungan dan kerjasama bilateral Indonesia-India? Hal-hal inilah kira-kira dalam kerangka umum dan secara deskriptif akan coba dilihat dan telaah. Latar Belakang Pada tugas ekonomi internasional ini penulis berkeinginan membahahas serta mendalami kerjasama antara dua negara Asia yaitu Indonesia dan India. Penulisan artikel ini dilatar belakanggi oleh beberapa faktor yang menarik tentang Negara India di antaranya adalah; Kerjasama Indonesia dan india telah terjadi beratus-ratus tahun yang lalu. Dari beberapa media dan forum bisnis di prediksi beberapa tahun kedepan India akan menjadi ancaman persaingan ekonomi global, terutama bagi negara maju seperti Amerika, Cina dan Jepang. Banyaknya penduduk negara tersebut dan angka kemiskinan yang tinggi di india tidak mempengaruhi stabilitas ekonomi, politik, dan produksi dalam negeri negara tersebut. Beberapa kerjasama India yang telah berjalan sejauh ini baik itu perdagangan, teknologi (IT), pertahanan, pendidikan, pertanian. Sejauh ini kerjasama bilateral indonesia dan india kurang terexspose media, karena itu penulis berkeinginan mendalami serta manfaat yang telah dirasakan oleh kedua negara.
III. Pembahasan
Sejarah kerjasama Indonesia dan India Sebelum Merdeka masuknya perdagangan gujarat ke Nusantara disebut juga sebagai Teori Gujarat. Demikian menurut buku-buku sejarah Pendapat lain membuktikan bahwa perdaganggan luar nusantara serta kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang kambay, Gujarat. Berdasarkan bukti-bukti ini para ahli membuat sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M dibawa para pedagang dari Arab. Persia dan India (Gujarat) dan berkembang secara nyata sekitar abad ke 13 M Pedagang Gujarat (India) menjual kain, kapas dan sutra. (sejarahindo.com) Sejarah Kerjasama Indonesia India setelah merdeka Hubungan diplomatik kedua negara dimulai sejak tanggal 3 Maret 1951. Kedua negara telah memiliki fondasi dasar yang kuat dan memiliki persamaan untuk meningkatkan hubungan bilateral. Kedua negara memiliki kesamaan dalam kemajemukan suku bangsa sebagai kekuatan nilai sosial dan budaya. Didasarkan pengalaman sejarah, Indonesia dan India secara bersama telah memelopori kebangkitan baru negara–negara Asia Afrika dengan dibentuknya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Selain itu kedua negara memilki perhatian yang sama khususnya dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam forum-forum internasional Gerakan Non-Blok, G-77, G-15 dan kerjasama Selatan-Selatan. Dalam bidang politik, India merupakan salah satu kekuatan demokratis terbesar di dunia dengan melihat jumlah penduduk dan sistem pemilihan umum yang bersifat demokrasi. Sementara Indonesia juga telah diakui dunia sebagai salah satu kekuatan demokrasi di dunia. Persamaan sejarah dan kesamaan visi dalam memperjuangkan kepentingan negara berkembang merupakan modal dasar yang dapat digunakan sebagai peluang peningkatan potensi kerjasama bilateral. Kesepakatan Kerjasama Indonesia-India Indonesia dan India telah menandatangani Kemitraan Strategis pada saat kunjungan Presiden RI ke India tahun 2005, yang telah diimplementasikan dalam rencana aksi. Sejak saat itu perkembangan kerjasama bilateral meningkat dengan cepat. Sebagaimana ditegaskan Presiden India bahwa kunjungannnya ke Indonesia bertujuan untuk memperdalam kemitraan strategis yang akan menjadi faktor untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan India. Dalam pertemuan Presiden RI dan Presiden India tersebut, telah disepakati usaha-usaha untuk meningkatkan kemitraan strategis antara kedua negara melalui peningkatan volume perdagangan hingga menjadi US$ 10 milyar pada tahun 2010. Selama ini didasarkan data Departemen Perdagangan nilai perdagangan Indonesia-India terus mengalami peningkatan, yaitu tahun 2005 sebesar US$ 3,93 milyar, tahun 2006 sebesar US$ 4,79 milyar dan tahun 2007 menjadi US$ 6,55 milyar. Perdagangan Indonesia dan India pada umumnya menunjukkan surplus bagi Indonesia. Hal ini merupakan peluang yang sangat besar bagi prospek perdagangan Indonesia ke India. Kedua pemimpin telah sepakat untuk mendorong peningkatkan investasi dan kerjasama ekonomi. Hubungan dan kerjasama di bidang investasi Indonesia-India telah menunjukkan peningkatan yang significant, terutama minat investasi pengusaha India di Indonesia, seperti perusahaan India di bidang otomotif/ perusahaan motor TVS. Dalam kesempatan tersebut juga telah ditandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) dalam bidang Pertanian, Kepemudaan dan Olah Raga serta keinginan kedua negara untuk mendorong peningkatkan kerja sama dalam bidang pendidikan, farmasi, teknologi dan informasi, serta industri perfilman. Kedua pemimpin juga telah menunjukkan komitmennya untuk memerangi terorisme. Dalam kesempatan konferensi pers bersama, Presiden RI mengungkapkan belasungkawa atas terjadinya serangan teroris di Mumbai, India, yang merenggut korban jiwa dan material yang tidak sedikit dan mengajak Presiden India serta seluruh dunia untuk bekerja sama memerangi terorisme serta peningkatan kerjasama internasional untuk memerangi terorisme. Presiden India juga berharap dapat melakukan kerjasama dengan Indonesia untuk memerangi terorisme karena antara Indonesia dan India memiliki kemiripan dalam isu-isu keamanan yang dihadapi oleh kedua negara. Kesepakatan-kesepakatan tersebut merupakan peluang strategis dalam peningkatan hubungan bilateral Indonesia-India terutama dalam memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki India yang dapat diterapkan di Indonesia. Kesamaan-kesamaan yang dimiliki antara Indonesia dan India akan menjadi potensi dasar dalam peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral antara Indonesia dan India. Pemerintah dan dunia usaha Indonesia perlu untuk mencermati dan menindaklanjuti hasil-hasil kesepakatan yang dapat dimanfaatkan menjadi peluang kerjasama yang saling menguntungkan. Beberapa Kerjasama Indonesia-India a. Perdagangan Dari sumber sites bisnis.com india dikenal telah mengekspor beberapa kendaraan roda empat ke negara lain termasuk indonesia, di jelaskan juga berbagai salah satu dari TATA, NAZA, BAJAJ dan TVS akan membuka pabrik di indonesia secepatnya karena optimis dengan pangsa pasar industri outomotiv Indonesia yang mengeliat. Sejauh ini kesepakatan kerja sama perdagangan bebas Asean India (Asean India Free Trade Area/AIFTA) dinilai lebih menguntungkan posisi tawar Indonesia karena Indonesia mencatat surplus dalam neraca perdagangan dengan India. Duta Besar India untuk Indonesia Biren Nanda mengatakan berbeda dengan Asean China FTA (ACFTA), di mana Indonesia mengalami defisit, posisi Indonesia dalam kerjasama dengan India jauh lebih kuat. “Itu [ACFTA dan AIFTA] sangat berbeda. Indonesia mencatat surplus yang tinggi dari India, sementara dengan China, saya tidak tahu pasti siapa yang menjual lebih banyak. Saya pikir China yang menjual lebih banyak,” kata Biren di sela-sela Road Show on Investment Opportunities in Textile and Apparel Sector, hari ini. India, kata Biren, tidak memandang Indonesia sebagai sasaran pasar yang potensial bagi peningkatan perdagangan India, sehingga tidak berpikir untuk mengambil keuntungan dari Indonesia. Tetapi lebih dari itu, India menginginkan kerja sama komprehensif baik dalam peningkatan perdagangan, akses pasar, dan investasi. Menurut dia, kedua negara bisa memanfaatkan peluang dan fasilitas FTA tersebut untuk menyasar negara ketiga. “Jadi FTA ini sangat penting karena akan memfasilitasi networking untuk meningkatkan daya saing sehingga dapat meningkatkan ekspor dan akses pasar ke negara Asean lainnya,” ungkapnya. b. Teknologi Dalam rangka mendapatkan masukan untuk penyempurnaan regulasi di bidang penyiaran khususnya mengenai penyiaran berlangganan (pay tv) dan penyiaran komunitas (broadcasting community), Delri dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI sedang menjalankan kunjungan kerja ke New Delhi, India, 26-30 April 2010. Delegasi dipimpin oleh Drs. Subagio, M.S., Direktur Kelembagaan Komunikasi Pemerintah, Ditjen SKDI, Kemenkominfo. Pada hari Senin, 26 April 2010 delegasi dengan didampingi oleh Minister Counsellor Pensosbud KBRI New Delhi telah bertemu dengan Mr. D. P. Reddy, Joint Secretary Ministry of Informatics and Broadcasting, Government of India. Pada pertemuan tersebut, pihak Kementerian informatika dan Penyiaran India telah menjawab berbagai pertanyaan dari Delri mengenai regulasi penyiaran India, khususnya penyiaran dan penyiaran (broadcasting community). Selain itu, Kementerian informatika dan Penyiaran India menyambut baik usulan untuk membangun kerjasama yang erat di bidang informatika maupun penyiaran antara RI-India di masa datang. Hal tersebut akan ditindaklanjuti oleh kedua pihak melalui jalur-jalur diplomatik. Selain itu, delegasi telah dijadwalkan untuk bertemu dengan beberapa instansi terkait lainnya di bidang penyiaran dalam empat hari mendatang guna mendapatkan informasi dan masukan lebih mendalam mengenai regulasi penyiaran di India (depluri.go.id) c. Pertahanan dan Hukum Kerjasama di bidang Hankam antara Republik India dan Republik Indonesia sudah berjalan cukup baik. Hingga saat ini masih terdapat sepuluh Perwira TNI yang mengikuti pendidikan di berbagai Lembaga Pendidikan di India. Sejak tahun 1956, Perwira TNI yang mengikuti pendidikan di India sebanyak 202 orang, sedangkan Perwira Tentara India yang mengikuti pendidikan Sesko di Indonesia sejak tahun 1970 baru 10 orang. Hal itu dikemukakan Panglima Armada Timur India Laksdya Raman Puri saat mengadakan kunjungan kehormatan kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Sekjen Dephan) Johny J. Lumintang SH, di Departemen Pertahanan RI Jl. Merdeka Barat 13-14 Jakarta, Senin (4/11). Kunjungan Panglima Armada Timur India tersebut juga bersamaan dengan kunjungan tidak resmi kapal Angkatan laut India INS Mysore; berada di Indonesia selama empat hari sebagai tamu Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, Selama berada di Indonesia, Laksdya Raman Puri selain mengadakan kunjungan kepada Sekjen Dephan Johny J. Lumintang SH, juga telah mengadakan kunjungan kepada Wakasal Laksdya TNI Sahroni Kasnadi dan Pangarmabar Laksda TNI Djoko Sumaryono. Panglima Armada Timur India Laksdya Raman Puri mengatakan, kunjungannya selain ingin bertemu dengan Sekjen Dephan Johny J. Lumintang SH, juga ingin menindaklanjuti Memorandum Of Understanding (MOU) dibidang pertahanan yang sudah ditandatangani bersama pada tanggal 21 Januari 2001 yang lalu. Menanggapi tamunya Sekjen Dephan Johny J. Lumintang SH yang didampingi Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Dephan Brigjen TNI Djoko Sutrisno mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Hubungan bilateral antara Republik India dan Republik Indonesia selama ini berjalan dengan baik. Hal tersebut ditandai dengan terlaksananya kerjasama diberbagai bidang, salah satu diantaranya adalah saling kunjungan pejabat kedua negara. Pendidikan militer di India yang pernah diikuti oleh Perwira Siswa Indonesia antara lain, National Defence College (Setingkat Lemhannas), Defence Service Staff College (setingkat Sesko) serta Kursus-kursus kecabangan seperti Young Infantry Officers Course, Military Inteligence Course, Advance Gunney Officers Course, Marine Engineering Specialization Course, Long Gunney Course, Aero Engine Fitter dan Pilot Module Training. (Biro Humas Setjen Dephan) d. Pendidikan Untuk meningkatkan kompetensi kampus dan lulusan, kerjasama luar negeri terus dikembangkan Universitas Islam Indonesia (UII). Kamis (19/8) siang, UII menandatangani naskah kerjasama (MoU) dengan Bangalore Management Academy, India di Gedung Rektorat “GBPH Prabuningrat” Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor UII, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec dengan CEO of BMA, Mr. Mahendra Chandra. Hadir pula dalam sesi penandatanganan naskah kerjasama tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi (FE), Prof. Dr. Hadri Kusuma, MBA dan Ketua International Program FE UII, Drs. Anas Hidayat, MBA., Ph. D, serta beberapa staf lainnya. Dari pihak BMA sendiri, Mr. Mahendra Chandra didampingi satu stafnya, Patricia Kelly. Kepada media yang juga sempat hadir dalam penandatanganan naskah itu, Rektor UII menjelaskan bahwa kerjasama ini merupakan gagasan dari IP FE UII, namun tidak menutup kemungkinan bagi fakultas lain di UII untuk ikut serta di dalamnya. “Kerjasama ini dipayungi oleh universitas, sehingga fakultas lainnya di UII tercakup pula dalam kerjasama ini”, ungkapnya. Sejauh ini, IP FE UII telah melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tingi di luar negeri. IP sendiri termasuk salah satu unit di FE UII yang paling aktif dalam menjalin dan mengembangkan kerjasama internasional. Oleh karenanya, dalam kesempatan itu, Prof. Edy Suandi Hamid memberikan apresiasi kepada IP dengan memaparkan beberapa realisasi kerjasama yang sudah dijalin IP FE UII. “Ke depan kita juga akan dorong semua fakultas untuk mengikuti langkah seperti ini”, katanya. Sementara itu, terkait dengan kerjasama ini Ketua IP FE, Anas Hidayat, Ph.D menjelaskan akan secepatnya direalisasikan. “Dalam waktu dekat, kerjasama ini langsung dapat kita laksankan. IP sendiri sedang menyiapkan mahasiswa UII untuk berangkat ke BMA”, katanya. Dia menambahkan, tidak ada batasan mahasiswa yang akan dikirim sebagai realisasi kerjasama. “Berapa pun mahasiswa kita yang siap berangkat, akan kita berangkatkan”, tambahnya. (antara.com) e. Pertanian Dasar hubungan kerjasama teknik bidang pertanian antara Republik Indonei-India adalah : Memorandum of Understanding on Agricultural Cooperation (MOU), yang ditandatangani oleh Menteri Muda Pertanian Dr. Syarifuddin Baharsyah dan Minister of State in the Minister of Agriculture H.E. Mr. Rama Chandran tanggal 201 Februari 1992. Catatan MOU, berdasarkan artikel IX MOU, maka perjanjian tersebut sudah berakhir pada tanggal 20 Februari 1999 (5 tahun secara otomatis perpanjangan). Sebagai tindak lanjut dari MOU tersebut telah diadakan SOM (Senior Official Meeting) ke I di Jakarta tanggal 19-21 Januari 1995. Dimana komponen-komponen kerjasama yang tertuang dalam MOU article I antara lain pertukaran tenaga ahli, kerjasama penelitian, study visit, joint venture, pertukaran germ plasm dan lain-lain yang dituangkan dalam action plan. Dalam kerjasama tersebut disepakati mekanisasi pelaksanaan mengacu kepada struktur : “Working Group” (antara lain : fisheries, horticulture, dll) “Senior Official Meeting” “Ministrial Meeting (bersidang 1 X dalam setahun bergantian di Indonesia dan India) Dalam mewujudkan pelaksanaan kerjasama bilateral bidang pertanian Indonesia-India masih mengalami beberapa kendala, antara lain : 1. Berdasarkan Article IV MOU menyebutkan bahwa “Sending Party” akan membayarkan sendiri ticket dan transportasi, sedangkan “Receiving Party” menanggung semua biaya yang dikeluarkan selama program kerjasama berlangsung. Hal ini tergantung dari ketersediaan dana masing-masing pihak 2. Dilihat dari struktur penganggaran di Indonesia hal tersebut belum pernah disetujui “BAPPENAS” dan Departemen Keuangan” dalam penyediaan anggaran rutin (APBN) untuk “Roundtrip Ticket” bagi pejabat Indonesia maupun menyiapkan anggaran bagi penerimaan tamu dari luar negeri. 3. Mengingat periode waktu MOU telah berakhir pada tanggal 20 Februari 1995 (5 tahun + 2 tahun) maka diusulkan perlu amandement MOU khususnya article IV dan pembatasan ruang kerjasama article I. 4. Peluang Pembahasan Kerjasama dan Solusii Pemecahannya adalah: a. Sesuai resipokal pelaksanaan kerjasama bilateral, maka SOM ke I dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 19-21 Januari 1995, dan sesuai dengan kesepakatan SOM, maka sidang Ministerial Meeting akan dilaksanakan di India. b. Mengingat point 4 tersebut diatas, yang secara teknis cukup berat bagi Indonesia sehingga sampai saat ini Ministerial Meeting belum terlaksana. c. Untuk itu kemungkinan melakukan amandement dan addendum dari MOU 1992 dapat saja diusulkan. Mengingat keuangan kedua negara sangat terbatas dalam mendanai program ini, maka satu-satunya solusi adalah mencarikan sumber pendanaan pihak ke II (donor). Untuk merealisasikan kerjasama bilateral Indonesia-India di bidang pertanian, pada tanggal 11 Januari 2001, di Jakarta, telah ditandatangani “Work Plan Under Memorandum of Understanding Between The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of India on Agricultural Cooperation”, yang masing-masing dilakukan oleh Mr. Nelson P. Hutabarat, Sekretaris Jenderal Dep. Pertanian (mewakili pihak Indonesia) dan Mr. Bhaskar Barua, Sekretaris Departemen Kerjasama Pertanian (mewakili pihak India). Kesimpulan Indonesia sebenarnya dapat memetik banyak manfaat dari hubungan baiknya dengan India dewasa ini. Di tengah era kemajuan teknologi – utamanya teknologi informasi – yang relatif masih mahal bagi daya beli masyarakat Indonesia, seyogyanya kita berpaling ke India yang dapat menjadi pemasok keperluan tersebut dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Hal yang sama juga berlaku untuk upaya meningkatkan sumber daya manusia kita lewat peningkatan kuantitas sarana dan kualitas hasil pendidikan, sesuatu yang telah dicapai India sejak beberapa waktu yang lalu. Penggarapan kerjasama maritim antara kedua negara, misalnya, sangat dimungkinkan karena pertalian Samudera Hindia yang melingkupi keduanya. Atas dasar kepentingan kedua belah pihak pula, kerjasama Angkatan Laut RI dan India dapat pula dilakukan dalam upaya pengamanan Selat Malaka (yang merupakan perairan strategis bagi kedua Negara) oleh Angkatan Laut kedua negara dan pemeliharaan kapal-kapal beserta kelengkapan lainnya milik Angkatan Laut Indonesia. Selain itu, India merupakan alternatif dalam memperlengkapi dan modernisasi peralatan alutista yang dimiliki TNI saat ini diluar negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, Rusia, dan RRT.
IV. Penutup
Berbagai upaya yang dilakukan membutuhkan waktu dan keseriusan semua pihak untuk dapat merealisasikan hubungan bilateral yang ideal antara “Raksasa Asia Selatan” dengan “Raksasa Asia Tenggara”. Dengan dukungan dan keyakinan yang diberikan oleh semua pihak di Indonesia atas pentingnya hubungan kerjasama dengan India, kiranya Perwakilan RI di New Delhi, akan dibekali oleh suatu tekad yang kuat untuk mengupayakan tercapainya titik hubungan bilateral yang tinggi antara Indonesia dengan India melebihi apa yang dicapai selama kurun waktu enam dasawarsa ini. Satu hal telah dapat dipastikan, yaitu bahwa hubungan Indonesia-India yang ada sekarang jelas memerlukan peningkatan yang tajam, dan semua pihak perlu menyadari bahwa beberapa dasawarsa terakhir telah lewat tanpa arti mendalam bagi hubungan kedua negara, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya baru untuk “make-up for lost time” dalam hubungan bilateral Indonesia-India selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar